Saturday, December 23, 2006

GlenyenGan

Bulan lalu adalah bulan panen buku. Bursa buku, pameran buku... Alhasil aku punya banyak buku lama tapi baru, atau baru tapi lama. Terbitan lama, tapi baru aku beli. Atau, aku baru beli buku terbitan lama. Ya ya... whatever...

Dan alhasil, bulan ini adalah bulannya mabuk baca buku, hahaha....

Salah satu buku yang langsung aku sambar begitu kutemukan di pameran adalah Sugih Tanpa Banda
, made by (alm) Umar Kayam. Uh... I really miss those characters: Pak Ageng, Mr Rigen dalah Ms Nansiyem beserta dua bedhes-nya, Prop Lemahamba dan Prop Prasodjo Legowo, plus Pak Joyo penjaja penggeng eyem. Waktu SD, kolom Umar Kayam ini adalah salah satu favoritku di SKH Kedaulatan Rakyat langganan keluargaku waktu itu, salah satu koran lokal yang cukup kuat menancapkan dominasinya di Jogja (menurutku pribadi sih, hehe...), selain cerbung SH Mintardja yang judulnya Api di Bukit Menoreh, or something like that (mohon maaf, ingatan lemah). Pokoknya kalau udah Selasa (atau Rabu, atau Kamis?), mataku langsung mencari kolom Umar Kayam di halaman pertama kolom paling kiri.

Yah, buku Sugih Tanpa Banda adalah kumpulan kedua kolom Umar Kayam dari awal 1991 sampai tahun baru 1994. Bagaimana sukanya aku pada tulisan Umar Kayam mungkin karena Umar Kayam pinter ngomong hal berat dengan cara yang ringan yang, kalau kata Sapardi di pengantarnya, disebut glenyengan. Menyindir khas Jawa. Mengingatkan khas Jawa. Memarahi khas Jawa. Dilakukan oleh rakyat kecil, wong cilik, termasuk untuk para priyagungnya, untuk para pemimpinnya. Dan kalau para priyagungnya ini orang Jawa, disindir, diingatkan, dimarahi sehalus apapun, ya seharusnya merasa dan memperbaiki diri. Di sinilah seninya orang Jawa, yang tidak mau mempermalukan orang lain, apalagi priyagungnya. Di sinilah seninya orang Jawa, yang dihina-dina orang-orang bukan Jawa dan orang-orang modern, karena membuat segalanya terasa begitu rumit dan repot. Kalau mau bilang itu salah ya bilang saja itu salah, tidak usah ngalor ngidul....

Lha mungkin para priyagung Jawa ini sudah hilang rasa-nya ya? Entah mengapa. Apakah para priyagung Jawa saat ini tidak pernah dilatih menjadi priyagung, dalam hal bagaimana dia mendengarkan suara rakyat, vox populi istilahnya? Semar, sang dewa yang turun ke bumi, mungkin tidak akan sabar berhadapan dengan priyagung zaman modern, yang tidak punya kepekaan sosial apa pun, lain halnya dengan Pandawa yang menjadi majikan Sang Semar di dunia.

Mungkin memang sudah saatnya glenyengan disimpan dalam memori masyarakat Jawa, untuk sewaktu-waktu saja dilontarkan sebagai pengingat budaya.

Hm...


Saturday, December 16, 2006

PANCASILA

Uh... rasanya sudah bertahun-tahun yang lalu terakhir aku mendengar kata ini. Apakah anak SD sekarang masih mengenali PANCASILA? Kenapa aku meragukannya?

Lalu, apakah
PANCASILA itu? Masih ingat nggak bunyi ke-45 butir PANCASILA (belum nambah lagi kan butir-butirnya?). Ada tenggang rasa, ada musyawarah, ada adil, ada ini, ada itu... uh, sudah lupa....

Lalu, sejauh manakah nilai-nilai
PANCASILA itu meresap dalam daging dan tulang manusia Indonesia saat ini? Ataukah PANCASILA masih sebatas hafalan dalam batok kepala yang sewaktu-waktu digunakan dalam keadaan darurat, misalnya THB dan EBTANAS, dan enggan keluar untuk menemui kehidupan nyata?

Karena, seandainya memang
PANCASILA itu pondasi negara Indonesia, mengapa rakyat Indonesia sendiri enggan mengaplikasikannya? Perlukah perubahan drastis PANCASILA?

Ataukah, rakyat Indonesia memang belum merdeka?


Saturday, November 04, 2006

aLcOhOL

Alkohol itu haram. Orang mabuk bisa membunuh, bunuh diri, berzina, dan lain-lain.

Seorang teman pernah bilang, nggak mau minum obat batuk karena mengandung alkohol. Tapi, dia doyan tape. Bukannya tape itu hasil fermentasi (means it contents alcohol as well)? Lah, kenapa tape malah jadi sajian lebaran ya? Apakah tape tidak memabukkan? Lalu, memangnya obat batuk bikin mabuk? Argh, jadi bingung!!!

Saturday, September 23, 2006

moNey

Setelah hampir 23 tahun hidupku, baru sekarang aku mengerti arti uang!

Yup, kemarin pagi di kantor, menguping obrolan di belakangku sambil sok sibuk koreksi connection diagram dan cable schedule :p Dua orang ini membicarakan uang. Intinya akan kukatakan di sini, sekalian review pemahaman baruku mengenai uang.

Yang namanya jual-beli adalah pertukaran barang hasil bumi dengan barang hasil bumi. Satu kuintal beras dengan satu ekor kambing, misalnya. Satu ton gula dengan setengah kg emas, misalnya. Pokoknya sesuai dengan kesepakatan dua pihak yang bertransaksi.

Uang. Uang hanyalah representasi barang hasil bumi untuk memudahkan transaksi, repot kalau harus bawa kambing naik bus. Uang satu juta rupiah merepresentasikan satu ons emas 24 karat, misalnya. Dimana emasnya? Emas itu disimpan oleh negara, katakanlah di bank, sebagai jaminannya. Anggap saja seperti kita mendapatkan sejumlah uang setelah menjaminkan barang di pegadaian. Maka, yang namanya uang tidak bisa dicetak seenak hati. Kalau memang bisa seperti itu, tidak ada orang miskin bukan?

Saat negara mempunyai utang, artinya tidak ada jaminan apa pun di bank. Tidak ada emas, apalagi kambing. Negara mencetak uang tanpa jaminan. Lalu, apa arti uang? Tidak ada artinya. Hanya kertas-kertas bernomor seri.

Untuk transaksi dalam negeri, hal ini tidak menjadi masalah. Toh, jaminan setiap orang dalam negara yang sama disimpan di tempat yang sama. Yang jadi masalah adalah saat harus terjadi transaksi antarnegara. Negara penjual akan mendapat mata uang negara pembeli yang notabene negara berutang. Lalu, apa jaminannya? Mana emasnya? Negara penjual tidak butuh uang yang hanya kertas-kertas bernomor seri. Negara penjual butuh emasnya untuk menukarkannya lagi dengan barang hasil bumi lainnya.

Demikian. Saat aku masih SD, aku hanya diberitahu bahwa uang adalah alat tukar yang membutuhkan kepercayaan penggunanya, atau begitulah kurang lebih yang kuingat. Aku baru tahu kalau uang adalah salah satu bentuk surat berharga. Hm....

Tuesday, September 05, 2006

jaKaRta!!!

Kalau bisa memilih, aku memilih untuk kerja bukan di Jakarta. Walaupun begitu, toh akhirnya aku terdampar juga di sini.

Jakarta. Panasnya sih masih tolerable. Atau memang suhunya lebih dingin daripada biasanya? Pokoknya aku tak terlalu mempermasalahkannya. Toh, selama 5 hari kerja pada jam kerja aku berada di ruangan ber-AC kok.

Jakarta. Nyamuknya itu lho, masya 4WI... sungguh ganas dan sempat membuatku begadang semalam suntuk. Malam itu, aku menjadi mosquito slayer dan telah membasmi lebih dari 15 ekor nyamuk!

Jakarta. Makanannya mahal. Kalau mau berhemat, musti ke warteg. Untungnya ada warteg deket kosan yang makanannya cukup enak dan beragam. Dan, setelah hampir tiga minggu aku di sini, baru sejam yang lalu aku menemukan penjual nasi goreng dan capcay. Ga ada yang deket kosan sih... hiks....

Jakarta. Oh ya, akhirnya menemukan warnet ini. Harga standar, 2000 rupiah/30 menit. Kecepatan akses cukup oke. Kecil, cuma sembilan komputer, tapi ga penuh ya.... Jauh lebih banyak nyamuknya ketimbang orangnya. Apa orang-orang di sini pasang telkomnet di rumah ato memang nggak terlalu akrab dengan internet?

Ya sudahlah... itu saja untuk saat ini.


Thursday, August 17, 2006

RainboW

Sebenarnya, sudah sangat terlambat menuliskan ini, but it's better than never, heuheu...

Bahwa setelah (hampir) empat tahun aku kuliah di ITB, aku baru pertama kalinya lihat pelangi di Kolam Indonesia Tenggelam!!! Masya 4WI aku ini... benar-benar tidak memperhatikan sekitarku dengan baik. Jadi teringat kata temenku: May, kamu ini sungguh nggak sensitif. Kasusnya hampir sama, aku sudah ga ketemu dia, maupun kolam ini, cukup lama. Ketemu pun paling ga sengaja, bertegur sapa sebentar, and that's it. Well, aku ini tak bisa membaca detil, remember? Kalau dibilang pembelaan yah... apa boleh buat.

Eh yah... sebenarnya kejadian di atas (lihat pelangi tentu saja) terjadi bukan benar-benar hari-hari ini. Lebih tepatnya sih terjadi saat aku lewat kolam dari TU Prodi ke arah-utara-jalurku-pulang-setelah-kenaikan-harga-BBM pada hari aku mengumpulkan draft TA. Berarti... awal bulan Juni kalau tidak salah ingat. Hehe, nggak penting banget yah....

What matter is morale of the story: just stop, take a deep breath, feel it, then you can see how beautiful life is.

Friday, July 07, 2006

"bunga rumput"

serdadu berdiri tegak di gerbang pagar jala
saat disadari gadis kecil tersenyum padanya
dengan mata bening muka jernih
dan terselip tanya, "mengapa begini?"

serdadu tak 'geming di gerbang pagar jala
saat terlihat gadis kecil hampiri dirinya
dan terdengar raung sakit tawanan
jadi makanan buat telinganya seharian

heran sang serdadu
jelas tampak dari kelam matanya
saat tangan gadis kecil terulur
dengan bunga-bunga rumput terangkum

raut bengisnya pudar
dan segala rasa 'putar
tatap mata bening muka jernih
dan terselip tanya, "mengapa begini?"

serdadu berdiri tegak di gerbang pagar jala
saat teringat 'kan sang komandan
buat raut bengisnya kembali
dan perputaran rasa terhenti

serdadu bergeming di gerbang pagar jala
kokang senjata laras panjang
semakin keras raung sakit tawanan
jadi makanan buat telinganya seharian

gadis kecil dengan mata bening muka jernih
tangan terulur dengan bunga rumput terangkum
dicatat baik-baik dalam bisu
disembunyikan di antara relung nurani nan beku

letusan, nyala kembang api
dan gadis kecil pun roboh ke bumi

raut bengisnya kembali pudar
dan segala rasa ikut 'putar
tatap mata bening muka jernih
dan terselip tanya, "mengapa begini?"

ratapan sang serdadu merapuh
rayapi ruang-ruang berjeruji besi
buat segenap penjaga tertegun
dan raung tawanan terhenti

"jika tanganku ini terlalu kotor, gadis kecil,
tak boleh 'tuk sekedar kuburkanmu,
dengan apakah harus kucuci agar kembali bersih?

apakah air mata bergantang-gantang
yang jadi embun di ujung pagi,
atau perasan bunga rumput dari ladang
yang mengalir darimu basahi bumi?"

gadis kecil diam
cahaya kedua matanya padam
ratapan sang serdadu terhenti perlahan
rangkum bunga-bunga rumput terserak

serdadu berdiri tegak di gerbang kesengsaraan
tak 'geming di gerbang penderitaan
terdengar raung sakit tawanan
jadi makanan buat telinganya seharian


-yogyakarta, 2/22/2001

tHe caT aGain

Kucing itu lagi-lagi tidur tepat di depan pintu membuatku tak bisa memasukkan motor karena enggan mengganggunya. Nyenyak dan damai sekali raut wajahnya. Ehm....

@Faiz's brain, satu setengah jam setelah berhasil masuk rumah

Monday, July 03, 2006

reaDing a bOOk

Setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam hal membaca buku. Kalau aku, aku hanya akan menangkap apa yang penting dari suatu paragraf. Aku tak pernah mengingat suatu kalimat. Yah, mungkin saja karena ingatan jangka panjangku memang payah, ditambah lagi aku ini pemalas.

Menurutku, bagaimana kita membaca buku tergantung pada buku apa yang kita baca. Membaca textbook tentunya berbeda dengan membaca novel. Kalau membaca textbook, aku lebih sering mencari dulu rumus akhirnya. Kalau baru rajin (dan ini jarang sekali), barulah aku membaca bagian penurunan rumusnya. Ini pun tergantung. Kalau penurunan rumusnya terlalu rumit untuk mata dan otakku, mending langsung tutup bukunya, hehe.... Membaca novel, aku akan menikmati setiap katanya, berusaha memahami dan menggambarkannya di otak. Hal ini masih berlaku pada semua novel yang kubaca kecuali Da Vinci Code dan Angels and Demons (ah, benarkah judulnya?). Kenapa dengan dua buku ini? Yah... kuakui, bahasa Inggrisku masih payah. Padahal, dalam kedua buku ini, tempat dan peristiwa dideskripsikan dengan begitu detil. Adapun untuk semua buku selain textbook dan novel, aku menggunakan cara yang kukatakan sebelumnya, baca dan tangkap apa maksudnya.


Mungkinkah cara kita membaca buku juga akan sama dengan cara kita membaca manusia? Aku sendiri merasa aku begitu. Dari orang-orang di sekelilingku, aku hanya menangkap apa yang umum darinya. Tak ada detil. Aku tidak bisa membaca manusia dengan detil. Aku hanya memahaminya sebagai karakter manusia yang bersangkutan. Mungkin benar kata temanku, aku hanya melihat apa yang baik dari seseorang. Itu membuatku mempunyai banyak teman, tapi karena itu juga tidak ada teman yang cukup dekat denganku. Yep, i do understand what she meant.

Kelemahanku adalah pada akhirnya aku hanya bisa menduga-duga. Aku paham itu, karenanya aku jarang (atau mungkin tak pernah) menghakimi. Mana bisa menghakimi kalau aku sendiri tidak mengetahui dengan pasti apa yang dihakimi?

Bertahun-tahun lalu seorang teman bertanya padaku, pertanyaan yang aneh sehingga aku masih mengingatnya.

"May, kok kamu bisa ngobrol sama dia?"

Aku bengong, benar-benar bingung.

"Lah, emang kenapa?"
"Dia kan jarang ngomong sama perempuan."
"Ha? Oh ya? Masa sih?"
"Iya. Dia kan alim."

Heh? So? Jadi inget omongan temenku beberapa bulan lalu: lha kamu kan bukan cewek :)) felt honored for your opinion, bro ;)

"Oh, kami nggak sering ngobrol kok. Tadi kebetulan aja emang ada yang harus diomongin."
"Oh..."

Temanku manggut-manggut menerima. Heh, kita semua kan teman... aren't we?

Tuesday, June 27, 2006

wHat I wanna dO

Ada hal yang aku sangat ingin lakukan. Setidaknya, satu saat nanti, aku sangat berharap aku bisa melakukannya. Cita-cita, orang bilang.

Well, it's a very, very long way to go. I'll need years. Many years. Hm....

FIGHT!

Friday, June 23, 2006

CalCulator

Sejak SMA, teman-teman yang melihat kalkulatorku berkomentar macam-macam.

"May, kalkulator apa tuh? Bisa nyala ijo."
"Kalkulatormu kayak punya pakdhe-ku."
"Unik, unik."
"Wah, enak ya, baterenya gampang dicari."

Heh, kalkulator CASIO fx-140 ini sudah banyak membantuku sampai sekarang, termasuk untuk mengerjakan tugas dan ujian dengan bilangan-bilangan kompleks yang bikin kepalaku puyeng. Aku tak punya kalkulator lain (mengabaikan fitur kalkulator dalam HP Nokia 3310 yang hanya bisa untuk operasi tambah kurang kali bagi). Memang, tidak bisa dipakai untuk menyimpan rumus. Tapi, aku sangat menyukainya. Bagaimana tidak? Umurnya sudah sangat tua untuk ukuran kalkulator, namun tombol-tombolnya masih berfungsi dengan baik.

Yah... sepertinya sudah saatnya dia pensiun. Aku harus berterima kasih karena dia telah mengantarku menjadi sarjana. Well well, farewell time, my dear calculator... hiks hiks....

... aGaiN?

Lately, it feels like couple months ago. Hiah... a little strange. I should used to it. But well, I have to confess it, I hate having it in my mind.

I started this semester in a very bad mood. I just had three more classes to take. Slowly, I realized, this feeling came to me. Well, how couldn't I? I couldn't meet them as often as before. Everyone was busy for their final project. At the same time, my homemate to whom I tell almost everything, 'left' me for her boyfriend. Hiah... I just felt very lonely back then.

We're going to graduate, have a job in different places, or marry. Again, this feeling comes into my head. Some lighter kind of frightened. Well, I just can't help it. I've already considered them as my own family.

Hmm... I'll miss you, guys....

Wednesday, May 24, 2006

citY

Beberapa malam yang lalu, menginap di kos teman, dan kami bertiga berbincang-bincang tentang Indonesiyah (para Indonesien dilarang protes :p). Masalah ini, itu, especially di Bandung. Jalan, sampah, garbage, trash, de el el. Betapa suatu kota di Indonesia terkadang dibangun tanpa melihat pondasinya. Jakarta langganan banjir. Bandung langganan macet mingguan.

Ah, jadi inget komentar teman kemarin: Bandung... Bandung... punya Teknik Planologi, punya Teknik Lingkungan, tapi kacaunya kok kayak begini... (teman2 PL dan TL juga dilarang tersinggung).

Aeh... apa pemerintah harus main Pharaoh, Zeus, atau Caesar mungkin, biar kotanya rapi, tertata, sehat, de el el? Tapi emang rada beda sih.... Kalo real life, penduduknya nggak langsung kabur ke luar kota begitu ada bau menyengat (calon penyakit nih).

Atau, haruskah kota-kota dibongkar semua sampai akar-akarnya? (semoga kota-kota di Aceh jadi lebih baik...)

Sunday, May 14, 2006

heY...

Just wanna scream...

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!

Heh... still didn't work...

Kalau mau teriak, teriak aja...

Well, thanks for the advise anyway. But, I haven't found a proper place to scream, without someone yelling back at me. Even if you had sacrificed gladly one of your ears to listen... tsk, guess that time I didn't dare having all my home-mates awaken in the middle of the night.

Aeh... feels like I miss everything and everyone. Huah...

Sunday, May 07, 2006

deSperate StudentS

Heh... beberapa hari yang lalu, lagi-lagi mentalku drop sampai titik terendah. Well, it's OK now. Just need recharging... butuh suntikan semangat baru :p Thanks to Mom, Dad, and you guys...

Lalu, setelah dipikir-pikir, apa aku seceroboh itu ya? Jumat lalu ngobrol sama temen....

"Hah?? Kamu ke Jakarta sendiri??"
"Eh? Iya. Emang kenapa?"
"Tapi, kamu tahu kan tempatnya di mana?"
"Nggak. Aku cuma tahu itu di Kemayoran."
"Tapi, kamu tahu Kemayoran kan?"
"Nggak. Baru tahu kemarin itu. Yang penting sampe Gambir dulu deh yang gampang."
"Lah terus gimana caranya kamu ke sana?"
"Hm, kalau M sih ngasitau pake Damri aja yang aman. Tapi, aku bingung. Mana Damrinya?"
"Trus, pake Damri?"
"Nggak, pake metromini. Nanya sama bapak penjual rokok di halte Gambir."
"Hah?? Naik metromini??"
"Lah, kenapa sih dari tadi heran?"
"Aku yang cowok aja nggak berani naik metromini sendirian di Jakarta, menuju tempat antah-berantah pula. Lha terus gimana kamu tahu turun di mana?"
"Pokoknya aku tau alamatnya di Jalan Angkasa I. Trus, kok ya untungnya ternyata si metromini lewat Jalan Angkasa. Ya udah, aku turun di sana."
"Trus, langsung nemu?"
"Ya nggak. Bingung dulu gitu deh. Ketemu bajaj dan dianterin. Halah... ternyata cuma 5 menit jalan kaki dari tempat aku turun tadi. Sial!"

Dan, sampe beberapa jam kemudian, temenku ini masih geleng-geleng kepala. Jadi, wahai orang-orang Jakarta, memangnya aku senekat itu ya?

Monday, April 24, 2006

EmErgEncy numbEr

Pengen survei deh... pada tahu nggak sih berapa emergency number di negara kita? Yang pasti bukan 911 :) Kalau kamu dirampok, siapa yang kamu hubungi? Kalau rumahmu terbakar, siapa yang kamu hubungi? Kalau ada anggota keluarga kena stroke, siapa yang kamu hubungi?

Aku baru tahu belum lama ini, bahwa semua handphone N yang dipasarkan di Indonesia disetel sedemikian rupa sehingga kita bisa langsung nelpon 112 tanpa harus mengaktifkan keypad. Nggak tahu bagaimana handphone merk lain.

Ai... dan pertanyaan terakhirku, emergency number negara kita bener-bener bisa dipake nggak ya? Aku nggak berani nyoba :p Ada yang udah pernah melakukannya?

Friday, March 31, 2006

polYgamY

Jadi, bagaimana pendapatmu tentang poligami?

Di milis itb, hal ini pernah sempat dibicarakan. Di milis anak-anak TJAKRA, poligami juga pernah jadi topik. Kecenderungannya sih, bukan bermaksud menggeneralisir, banyak laki-laki yang menyetujui poligami dan banyak perempuan yang tidak sepakat dengan poligami. Dengan alasan masing-masing tentunya.

Aku tak terlalu peduli dengan perdebatan itu sampai hal itu harus kuhadapi sendiri karena menurutku, setiap orang mempunyai alasannya masing-masing. Melakukan atau tidak melakukan poligami hanya pilihan dengan syarat dan konsekuensinya sendiri.

Pernah menonton sinetron "Istri untuk Suamiku"? Aku bukan pengikut, hanya saja suatu saat menemani teman-teman kosku menonton sinetron aneh ini. Aku sebut aneh bukan karena sinetron ini mengangkat masalah poligami, tetapi karena masih saja ada yang namanya kawin kontrak dan pelakunya di sinetron ini semestinya adalah orang-orang yang mengerti meskipun sedikit tentang agamanya. Siapa sih yang bikin ide cerita? Pengen ditendang sepertinya....

"Nggak mungkin," cetus seorang teman kosku saat itu.
"Ha?"
"Nggak mungkin ada cowok sebaik itu. Masa iya dia nggak mau poligami?"
"Lho, kok gitu sih?"
"Lha iya kan? Apalagi itu disuruh istrinya. Pokoknya nggak mungkin ada cowok baik kayak gitu."
"Jangan menggeneralisir gitu dong."

Satu-satunya hal yang membuatku salut sama mantan calon suami teman kosku yang jadi sinis ini adalah bahwa dia mengatakan keinginannya untuk melakukan poligami sebelum menikah. Dan, masalah inilah yang membuat mereka berdua tidak jadi menikah. Mungkin karena teman kosku tidak setuju, atau mungkin dia merasa tidak siap. Uph, rasanya aku ingin sekali menggetok kepalanya karena kadang masih saja hampir menyesalinya.

Ah, ada kalimat yang aku sukai dari satu komik, dikatakan oleh seorang istri yang bijak dari seorang suami yang menyayangi istrinya. Benar-benar pasangan yang menarik :D Isinya kurang lebih begini...

Percintaan itu seperti membaca buku. Kalau buku itu kita sukai, kita akan membacanya halaman demi halaman dan menemukan hal-hal baru yang tak habis-habisnya tentang pasangan kita.

Filosofi yang bagus ya :)

Semoga kita semua memperoleh kebahagiaan. Amin.


@Faiz's brain
Bandung, 7:43 PM 3/5/2006

Thursday, February 16, 2006

no mooD -it's not baD mooD

Akhir-akhir ini aku tak mempunyai semangat melakukan apa pun.... Ingin rasanya tidur, kemudian terbangun dan segalanya kembali baik. Sayangnya, aku tahu hal itu tak mungkin. Aku tahu penyebab perginya moodku. Tapi, tak ada yang bisa kulakukan. Bahkan, bercerita pada seseorang pun aku tak bisa. Jadi, sampai perasaan galauku pergi, aku hanya bisa mencoba mendongkrak suasana hatiku sendiri. Belanja, nonton, makan enak, semua sudah kulakukan. Tapi, pengaruhnya kurang terasa.

Lalu, beberapa hari lalu, berusaha mencari cara lain, kabur dari apa yang seharusnya kukerjakan selama beberapa jam ke dunia maya. Pertama, YM. Tidak ada orang yang bisa diajak ngobrol tanpa arah, hm.... Lalu, membuka inbox-ku di yahoo. Nothing special. Kemudian, blog. Tidak terlalu asik juga. Friendster. Ya begitu-begitu saja... sampai akhirnya iseng membaca-baca lagi testimonial dari teman-teman. Dan, ternyata hal sepele ini malah membuat hatiku lebih ringan. Haha, sampai akhirnya status YM-ku kuubah: hal-hal ringan yang membuat orang lain bahagia... guys, arigatou...

Satu teman ngacoku di jogja yang sekarang berstatus sarjana, online pada saat berikutnya. Membaca statusku, dia pun mengirim message: arigatou.... Dan, seperti biasa, waktuku pun kuhabiskan dengan ngobrol ga penting dengannya :D Lalu, satu demi satu teman pun online.

Yang satu bilang: biasa ae lah may
Aku: apane?
Yang satu bilang: statusmu iku lho
Yang satu bilang: melankolis banget
Hehe... akhirnya aku pun bilang sebabnya. Ngomong-ngomong, yang kubilang waktu itu beneran lho, bukan bermaksud untuk bercanda.

Lalu, iseng mengajak bicara temanku yang lain. Ah, dia menuliskan sebagian kecil percakapan kami dalam blognya. Dan ngomong-ngomong lagi, seharusnya aku yang berterima kasih padanya. Mungkin dia tak sadar hal ini, tetapi dia telah menolong perasaanku... jadi, arigatou :)

Thursday, February 09, 2006

PurPose

What's your purpose? Where do you want to go?

Pertanyaan paling mendasar. Aku menyebutnya sebagai 'tujuan'. Aku paling nggak ngerti istilah 'visi dan misi'. Aku nggak suka ruwet. Cukup jawab: untuk apa?

Yang membuka simpul di otakku malah omongan dosen UI waktu kulker lalu. Indonesia ini belum punya tujuan. 'Negara yang adil dan makmur' masih terlalu abstrak. Negara seperti apa? Negara yang bagaimana? Semua yang kita lakukan saat ini sebenarnya mengarah ke mana?

Cukup jawaban sederhana saja: kita mau menjadi negara agraris, atau negara industri?

Tanpa kejelasan tujuan, tanpa fokus yang jelas, akhirnya malah nggak ada yang bisa dicapai. Itu suatu keniscayaan. Indonesia sekarang ini bisa dibilang kemaruk. Mau ini, mau itu. Tapi, nggak ada tujuan yang jelas. Akhirnya nggak dapat apa-apa. Akhirnya tidak menjadi apa-apa.

Kalau mau menjadi negara agraris, bukan berarti industri dimatikan. Bukan itu maksudnya, melainkan seluruh industri dan teknologi yang ada digunakan untuk mencapai tujuan itu. Kalau mau menjadi negara industri, bukan berarti kita harus mengimpor bahan makanan. Justru pertanian bisa digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan itu.

Nah, jadi, Indonesia mau ke mana?


Bandung, 10:14 PM 1/27/2006
@ Faiz's brain

Tuesday, January 24, 2006

sherlock holmes

Setelah sekian lama aku menitipkannya pada Faiz, akhirnya aku pun membukanya....

Yep, time to have some fun! Membaca tiga kisah petualangan Sherlock Holmes. Ha, bukannya aku tak pernah membacanya. Dulu, dulu sekali, aku membaca buku-buku Sherlock Holmes. Tapi, itu sudah lama, dan aku seorang pelupa. Wajar saja aku ingin membacanya lagi untuk mengingatkanku. Dan, seorang teman lamaku terlalu pelit untuk meminjamkan koleksi Sherlock Holmes-nya padaku. Ya sudah, akhirnya aku men-down load beberapa kisahnya dari server di ITB. Tidak lengkap sepertinya, tetapi saat ini cukup bagiku.

Heh... ada hal lain yang harus kulakukan. Well, harus kulanjutkan lain waktu....

Bandung, 6:10 PM 1/15/2006
@ Faiz's brain

Ekskursi Aroes Koeat ITB 2006

Atau biasa disebut kulker. Acara ini diadakan pada Senin-Jumat, 16-20 Januari 2006 di perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang teknik tenaga di Jakarta dan Banten dan diikuti 50 orang peserta, yaitu 30 orang arus kuat 2002 dan 20 orang arus kuat 2003.

Yang pertama kami kunjungi adalah PT. Unindo, perusahaan trafo. Di sana, kami melihat proses pembuatan trafo -terutama trafo distribusi berkapasitas 1-3,5 MVA, dari pembuatan inti, gulungan kumparan, sampai trafo yang sudah jadi. Kami juga melihat trafo daya berkapasitas 80 MVA. Proses pembuatannya sama saja dengan trafo distribusi, tetapi dimensinya beberapa kali lipat, sekitar 4x4x4 meter kubik kali ya....

Hari kedua, kami mengunjungi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UI dan PLN P3B Gandul. Dari segi jumlah, mahasiswa Teknik Elektro ITB memang lebih banyak. Tetapi, jumlah mahasiswa Arus Kuat kami hampir sama. Yah, itu bukan masalah. Yang membuat iri adalah fasilitas laboratorium mereka. Keren! Kami cuma bisa saling pandang dan tertawa melihat mupeng (muka pengen) kami sendiri. Dosen yang menerima kami adalah orang yang sangat menyenangkan dan kocak. Yang membuat temanku dan aku kagum, wakil ketua jurusan Teknik Elektro UI ternyata masih sangat muda, angkatan 1994!


Kemudian PLN P3B Gandul. Wuah, this is what we call a beautiful garden! Jackpot, hehe.... Menara-menara transmisi yang menopang SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) 500 kV dari beberapa arah, switchyard yang sangat luas... gorgeous. P3B Gandul merupakan Pusat Pengendalian dan Pengaturan Beban untuk Pulau Jawa dan Pulau Bali. Ruang kontrolnya benar-benar hebat. Layar yang sangat luas terpampang menampakkan pembangkit-pembangkit yang mensuplai daya bagi sistem interkoneksi Jawa-Bali. Tempat ini membuat beberapa temanku tertarik masuk PLN (untuk ditempatkan di P3B Gandul tentunya). Fuh... jadi menyesal dulu aku tidak mengambil kesempatan kerja praktek di tempat ini....

Hari ketiga, PT. NGK Wika, lalu PLN Jasa Enjiniring, PT. PLN Enjiniring, dan PT. Rekadaya Elektrika. Perusahaan yang pertama adalah perusahaan pembuat isolator keramik untuk tegangan rendah, 11-33 kV. Kami melihat proses pembuatan isolator dari pencampuran material sampai isolator keramik jadi. Isolator adalah komponen yang tak kalah pentingnya dengan konduktor pada sistem tenaga listrik. Baik desain maupun hasil akhirnya harus sangat baik. Tak boleh ada debu atau kotoran atau rongga sekecil apapun pada dan dalam isolator karena dapat menyebabkan kegagalan pada sistem tenaga.

PLN Jasa Enjiniring adalah salah satu unit bisnis PLN yang bergerak di bidang pelayanan teknik bagi PLN itu sendiri. PT. PLN Enjiniring adalah anak perusahaan PLN yang memberikan pelayanan teknik berbasis komersil. Sedangkan PT. Rekadaya Elektrika adalah anak perusahaan PLN yang merupakan kontraktor pembangunan sistem tenaga, terutama pembangkit. Perusahaan yang terakhir ini juga membuat beberapa temanku tertarik karena usianya yang masih muda dan tampaknya masih membutuhkan banyak orang.

Hari berikutnya kami mengunjungi PLN Litbang dan PT. Krakatau Daya Listrik. Di PLN Litbang, kami melihat-lihat laboratorium-laboratorium listrik, termasuk laboratorium tegangan tinggi. Aku cuma bisa bilang: wow! Peralatan yang digunakan untuk bisa mengukur tegangan sampai 2MV memang besar ya.... Sayang tidak bisa melihat pengukurannya. Perusahaan kedua merupakan anak perusahaan PT. Krakatau Steel yang berfungsi sebagai penyedia energi listrik bagi induk perusahaannya. Kesan yang tertinggal: hidup segan mati tak mau.

Terakhir, PLTU Suralaya dan calon PLTGU Cilegon. PLTU Suralaya merupakan PLTU berbahan bakar batu bara terbesar se-Asia Tenggara, mensuplai maksimum 3400 MW bagi sistem interkoneksi Jawa-Bali, memberi 'nyawa' terutama bagi ibu kota negara. Sedangkan PLTGU Cilegon masih dalam tahap pembangunan. Nantinya, pembangkit di sini dapat mensuplai daya sampai sekitar 700 MW.

Well well, itu saja cerita kulker kami. Banyak yang bisa diceritakan, tapi takut jadi terlalu panjang. Huah, ternyata masih sangat banyak hal yang perlu kupelajari....

Bandung, 9:12 AM 1/23/2006
@ Faiz's brain