Tuesday, November 13, 2007

a sOng

My sister like it very much and recommend it to me. Well, good song I think... Not to mention that it's original sound track of a cool movie I'd just watched with "someone" :D So, by Take That, here it is...

Title: Rule the World

You light the skies, up above me
A star, so bright, you blind me, yeah
Don’t close your eyes
Don’t fade away, don’t fade away-

reff:
Oh
Yeah you and me we can ride on a star

If you stay with me girl
We can rule the world-
Yeah you and me we can light up the sky
If you stay by my side
We can rule the world-

If walls break down, I will comfort you
If angels cry, oh I’ll be there for you
You've saved my soul
Don’t leave me now, don’t leave me now

*reff

Ooooooooh
All the stars are coming out tonight

They're lighting up the sky tonight
For you, for you

*reff

All the stars are coming out tonight (oooooooh)
They’re lighting up the sky tonight
For you, for you-

Saturday, April 28, 2007

Behind the scene: Ekskursi Aroes Koeat ITB 2006

Maaf, bukan mau bercerita tentang proses persiapan kegiatan kulker kami, hanya ingin berbagi cerita tentang acara-acara main kami.

Rabu malam, ke studio TransTV menonton ExtravaganzABG (huek...) dan Lepas Malam. Fufu, sebenarnya ini ajang melihat-lihat cewek cakep buat 90% peserta kulker :D Terutama ExtravaganzABG tuh... benar-benar acara yang garing dan aneh.... Adapun dalam Lepas Malam, fufu, kami sungguh beruntung. Sempat khawatir karena pembawa acaranya bukan lagi Farhan. Eh, ternyata penggantinya tidak kalah kocak: Indi. Jadi lega... :D Bintang tamunya KD, Titi DJ, Ruth Sahanaya, dan Komeng. Dan, orang paling cakep di ruangan itu -cowok, bukan cewek ;) adalah pengarah acara atau apa pun itu namanya, hehe.... Lalu, ternyata bus kami diparkir bersebelahan dengan bus yang dipakai teman-teman Unpad yang juga datang ke tempat yang sama. Hoho, lagi-lagi: cewek-cewek cakep....

Kamis siang saat perjalanan, tiba-tiba tersadar di sebelah kanan kami ada bus yang melaju dengan kecepatan hampir sama membawa cewek-cewek berseragam. Perbincangan via kertas yang ditempelkan di kaca memberikan informasi bahwa mereka dari SMA 2 Sumedang. Haha, bus kami langsung miring ke kanan :D Guru mereka sampai tertawa melihat ulah kami :p

Kemudian, Kamis sore kami ke Pantai Kelapa Tujuh (benarkah itu namanya?) di Suralaya. Lampung tampak di seberang. Waktunya main di pantai! Uah... sudah berapa tahun yang lalu terakhir kali aku ke pantai ya? Hm... air laut yang menyapu kaki sampai lutut, pasir yang menelusup di antara jemari, angin yang menyegarkan.... Cowok-cowok sudah asik cebur-ceburan, main bola, malah ada yang cuma main pasir kayak anak kecil yang ada di film-film. Hehe... maklum, jarang sekali ke pantai.... Ada juga yang memisah ke bagian pantai yang jauh... (ehm ehm, si adek baru pdkt ya...).

Jumat malam, kami menginap di vila yang ada di Anyer. Sudah gelap, jadi tidak bisa melihat apa pun. Sabtu pagi, baru tampak, lingkungan vila ini bukan pantai berpasir, melainkan karang. Wah, susah, aku takut turun ke bawah. Jadi, ya hanya menikmati angin laut dari atas, melihat kepiting-kepiting dari atas, melihat ombak dari atas.... Setelah bosan, akhirnya menonton cowok-cowok main kartu bohong-bohongan :D

Terakhir adalah Dufan! It's time to have fun, guys! Dari kora-kora sampai rumah miring kami masuki :)) Benar-benar deh... karena prinsip rombongan kecil kami adalah mencoba sebanyak mungkin! Yah... kan kami hampir tidak pernah main ke Dufan. Tetapi, ada juga teman yang ketagihan kora-kora dan bom bom kar (eh, bagaimana sih menuliskannya?), mainnya itu-itu terus. Yang kusayangkan, waktu arung jeram, aku hampir tidak basah. Wuah... padahal kan aku yang ingin basah, eh... malah temanku yang tidak terlalu ingin basah yang basah kuyup dari atas sampai bawah... huhu....

Yap, penutup semester yang benar-benar asik, sepadan dengan semester berat yang baru saja dilalui :)

Bandung, 10:14 AM 1/23/2006
@ Faiz's brain

ZiaraH

Ziarah karya Iwan Simatupang, thanks to Zaki.... Akhirnya selesai juga aku membacanya....

A recommended novel. Iwan Simatupang cukup lugas menyampaikan apa yang ingin dikatakannya. Sebuah satire yang manis. Penceritaan yang cerdas tanpa menggurui. Tidak, tidak. Sang mantan pelukis yang juga telah menjadi mantan pengapur itu benci dengan istilah-istilah yang rumit. Ia benci dengan filsafat. Maka, tertawakanlah diri-diri yang sok filosofis. Hidup dan kehidupan itu indah, terlalu indah untuk dilihat dari kaca mata kuda.

Lalu, semua orang adalah sama, mempunyai hak yang sama. Semua mayat juga sama, mempunyai hak yang sama. Lucu, jika manusia hidup dikotak-kotakkan, setelah mati pun masih dikotak-kotakkan. Lucu, jika peraturan bukannya membuat hidup manusia lebih mudah.

Satu hal terakhir, jika ada satu orang gila di antara orang-orang waras, siapakah yang gila sebenarnya? Dan, jika ada satu orang normal di antara orang-orang gila, siapakah yang gila sebenarnya? He... pertanyaan menarik. Aku jadi teringat satu lirik tembang (lagu) Jawa yang isinya kurang lebih begini (maaf, aku sungguh-sungguh lupa, mohon ralat dari teman-teman sekalian):

Iki jamane jaman edan
Nek ra melu edan ra komanan
Nanging sakbegjane wong edan
Luwih begja sing isih eling Sang Pangeran

(Ini jamannya jaman gila
Kalau tidak ikut gila tidak kebagian
Tapi seberuntungnya orang gila
Lebih beruntung yang masih ingat Tuhan)

Aku juga ingat pertanyaan dari Koko, salah satu angkatan bangkot Boul saat kaderisasi: mana yang lebih penting, kenyataan, atau kesadaran? Aku, sebagai orang yang pragmatis, saat itu menjawab: tergantung. Kenyataan, dilihat dari mana? Kesadaran, untuk melihat apa? Seperti kutu di bulu-bulu kelinci (he, ingat Dunia Sophie...) yang tidak bisa melihat lebih jauh dari apa yang bisa dilihatnya, manusia yang sadar pun tak dapat mengetahui kenyataan bahwa bumi ini bulat dan berputar tanpa kesadaran bahwa ada kemungkinan seperti itu. Namun, manusia yang sadar yang berada di luar bumi tentunya mengetahui kenyataan itu.

Yah... nantinya pertanyaan bisa berkembang dalam diri kita masing-masing: jika kita berada dalam sistem, mampukah kita memperbaiki sistem, atau kita justru ikut terhanyut dalam sistem? Satu hal yang jelas, tak mungkin memperbaiki sistem dari luar saja. Tidak akan ada cukup keyakinan bahwa sistem telah benar-benar diperbaiki jika perbaikan hanya dilakukan dari luar.

Oh oh, ada hal lain yang harus kulakukan benar-benar. Sekian dulu untuk saat ini.

Bandung, 6:50 PM 1/15/2006
@ Faiz's brain

uPDate

Well... sudah ada teman yang bertanya, why my blog hadn't been updated yet. Sibuk? Untuk mempersingkat cerita, anggaplah itu jawabannya, haha. Tapi, sebenarnya sih aku tidak sesibuk itu. Ada hal yang ingin kutuliskan, tapi masih kurancang di otak, lalu malah mandeg. Masih menunggu waktu yang tepat, mungkin :)

Lalu barusan aku bongkar-bongkar blog, dan aku menemukan beberapa draft yang dulu tidak aku publish, entah apa alasannya, heuheu.... Emh... OK, aku publish saja deh :)

@warnet

Thursday, March 15, 2007

peDeStrian

Jaman aku SD, guruku berkata kurang lebih begini, "Saat kalian berjalan kaki di jalan dengan jalur pejalan kaki, kalian bisa berjalan di sisi kiri. Tapi, jangan berjalan di sisi kiri jika jalan yang kalian lalui itu tidak mempunyai jalur pejalan kaki."

Logikanya sederhana saja, orang akan lebih waspada berjalan jika bisa melihat sepeda yang datang dari arah depan ketimbang musti bolak-balik melihat ke belakang untuk mengetahui apakah jarak truk gandeng yang datang masih 100 m ataukah tinggal 0.01 m.

Penerapannya? Sepertinya lebih banyak orang menganggap lebih benar untuk berjalan kaki searah dengan jalur kendaraan meski jalan itu tidak mengakomodasi pedestrian. Aku sendiri? Kalau sedang sayang diri sendiri, aku akan pindah ke sisi kanan jalan. Kalau sedang malas, aku tidak bisa marah saat hampir diserempet motor dari belakang.

Hm...

@Avalanche, 8:48 AM 2/28/2007

Wednesday, February 21, 2007

sCratCh

Nothing to write actually... huff... Let's see...

Aku merasa daya ingatku semakin parah saja. Ada saatnya, dimana aku berpikir: hey, let's write it in blog! But then, flap! Hal itu terlupakan begitu saja. Atau, aku merasa hal itu tidak terlalu menarik untuk kutuliskan. Atau, itu hanya alasanku saja.

Jadi, bukannya tak ada yang menarik. Banyak hal menarik. Hanya saja, untuk minggu-minggu terakhir ini, aku pamit, aku sedang tak ada mood untuk menuliskan hal-hal menarik itu secara runtut.

Maafkan aku, diriku. Terpaksa tidak mencapai targetku sendiri untuk menulis setidaknya sebulan sekali :(


@Avalanche