Monday, July 03, 2006

reaDing a bOOk

Setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam hal membaca buku. Kalau aku, aku hanya akan menangkap apa yang penting dari suatu paragraf. Aku tak pernah mengingat suatu kalimat. Yah, mungkin saja karena ingatan jangka panjangku memang payah, ditambah lagi aku ini pemalas.

Menurutku, bagaimana kita membaca buku tergantung pada buku apa yang kita baca. Membaca textbook tentunya berbeda dengan membaca novel. Kalau membaca textbook, aku lebih sering mencari dulu rumus akhirnya. Kalau baru rajin (dan ini jarang sekali), barulah aku membaca bagian penurunan rumusnya. Ini pun tergantung. Kalau penurunan rumusnya terlalu rumit untuk mata dan otakku, mending langsung tutup bukunya, hehe.... Membaca novel, aku akan menikmati setiap katanya, berusaha memahami dan menggambarkannya di otak. Hal ini masih berlaku pada semua novel yang kubaca kecuali Da Vinci Code dan Angels and Demons (ah, benarkah judulnya?). Kenapa dengan dua buku ini? Yah... kuakui, bahasa Inggrisku masih payah. Padahal, dalam kedua buku ini, tempat dan peristiwa dideskripsikan dengan begitu detil. Adapun untuk semua buku selain textbook dan novel, aku menggunakan cara yang kukatakan sebelumnya, baca dan tangkap apa maksudnya.


Mungkinkah cara kita membaca buku juga akan sama dengan cara kita membaca manusia? Aku sendiri merasa aku begitu. Dari orang-orang di sekelilingku, aku hanya menangkap apa yang umum darinya. Tak ada detil. Aku tidak bisa membaca manusia dengan detil. Aku hanya memahaminya sebagai karakter manusia yang bersangkutan. Mungkin benar kata temanku, aku hanya melihat apa yang baik dari seseorang. Itu membuatku mempunyai banyak teman, tapi karena itu juga tidak ada teman yang cukup dekat denganku. Yep, i do understand what she meant.

Kelemahanku adalah pada akhirnya aku hanya bisa menduga-duga. Aku paham itu, karenanya aku jarang (atau mungkin tak pernah) menghakimi. Mana bisa menghakimi kalau aku sendiri tidak mengetahui dengan pasti apa yang dihakimi?

Bertahun-tahun lalu seorang teman bertanya padaku, pertanyaan yang aneh sehingga aku masih mengingatnya.

"May, kok kamu bisa ngobrol sama dia?"

Aku bengong, benar-benar bingung.

"Lah, emang kenapa?"
"Dia kan jarang ngomong sama perempuan."
"Ha? Oh ya? Masa sih?"
"Iya. Dia kan alim."

Heh? So? Jadi inget omongan temenku beberapa bulan lalu: lha kamu kan bukan cewek :)) felt honored for your opinion, bro ;)

"Oh, kami nggak sering ngobrol kok. Tadi kebetulan aja emang ada yang harus diomongin."
"Oh..."

Temanku manggut-manggut menerima. Heh, kita semua kan teman... aren't we?

5 comments:

  1. Hmm..

    ak juga susah may kalo nginget kalimat dalam buku. mungkin tipikal orang yang konstektual, dan bukan tekstual.. he..he..he..

    dari situ, ak berharap menemukan sendiri mainstream berpikirku..
    :-P

    ReplyDelete
  2. oalah ternyata ada jg orang yg shorten memory kaya diriku :D
    dah dapet kerja blm mba maya?ko masi sering OL di Comlabs :D

    ReplyDelete
  3. baru nemu blog mu, gara gara si windra tuh, narsis cari namanya di internet, trus ketemu salahsatu namanya di blog mu ini..

    bener kah ga ada yg deket???
    i don't think so

    ReplyDelete
  4. wah kun, nancep tenan. dari mana kamu tau aku sering ol di comlabs? hm... sayangnya hal itu udah berakhir (comlabs oh comlabs, i'll miss ya!).

    windra narsis? siapa sih di antara kita yang nggak? =)) well, who do you think i'm close enough with?

    ReplyDelete