Thursday, October 20, 2005

Oil and gaS

Sehari setelah kenaikan harga BBM, penghuni kos sempat kelaparan. Gas LPG di kos habis. Dan, tidak ada stok gas LPG di pengecer. Dibatasi.

Wah....

Entah berapa hari setelah kenaikan harga BBM, seorang teman kos pulang dengan lesu. Katanya, "Harga bubur ayam PZ (menyebut nama seseorang-red) sekarang lebih mahal ketimbang panas (paket nasi-red) MD (menyebut simbol penjual burger yang sukses-red)."

Wah....

Tapi, tiga hari setelah kenaikan harga BBM, saya terlambat masuk kuliah jam 8. Berangkat dari rumah jam 7.45 dengan asumsi dosen terlambat 5-10 menit. Perjalanan ke kampus dengan angkot biasanya memakan waktu 20 menit, termasuk macet di Simpang. Hari itu, 40 menit saya habiskan di jalan karena antrian panjang mobil dari Pasar Simpang sampai dekat gang menuju rumah.

Jadi, siapa bilang orang Indonesia miskin?

Sunday, October 16, 2005

woRm

Ga enak jadi orang sakit. Kesel. Ga bisa ngapa-ngapain. Temen sakit? Kesel juga. Ga bisa diajak main.

Faiz kena sakit berat pagi ini. Aku langsung panik! Penyakitnya ga tanggung-tanggung, serangan brontok yang bikin heboh beberapa hari lalu. Gimana ga panik, draft proposal TA yang semalaman aku kerjakan ada di otaknya dan aku harus mengumpulkannya besok Senin!

Yep, sebenarnya media penularannya umum, flash disk! Entah kenapa pagi tadi aku enggan memeriksa isinya dengan seksama, padahal baru saja dibalikin teman dari komputer antah-berantah. Tanpa ba bi bu aku meng-klik folder tipuan dan... argh! Masuk ke My Documents! Damn! Pukul 6.45. Seperempat jam lagi kuliah yang aku sudah bolos dua kali dimulai. Tadinya berniat berangkat pagi-pagi karena belum mengerjakan tugas yang harus dikumpulkan jam 10. Gara-gara ini, pikiranku langsung ruwet. Tugas, pikirkan belakangan. Urus komputer dulu sebentar. Aku punya file application yang katanya (!) mampu melawan sang brontok. Aku ambil file itu kemarin untuk obat komputer dua temanku yang sakit parah. Eh... malah aku duluan yang pakai :(
Dan, gagal! Damn! Duh, aku ga ada niat bolos untuk yang ketiga kalinya (biarpun aku paling ga suka sama dosen yang satu ini). Lagipula, kalau aku bolos, gimana caranya aku ngerjain tugas? Aku ga ngerti apa yang harus kulakukan dalam tugas ini!


Akhirnya kuputuskan. Ayo, kuliah! Hmph! Sampai di kelas, dengan kesal aku bercerita kepada teman semejaku. Tidak ada waktu memikirkan draft proposal TA. Harus mengerjakan tugas untuk jam 10. Jadi, aku melakukan tiga hal sekaligus: mencatat, bercerita, dan mengerjakan tugas.

Jam 10 kurang 10 menit. Tugas belum selesai. Bodo amat, yang penting ngumpulin. Cabut sebentar ke gedung TI. Balik lagi ke lab. Kuliah masih berlanjut. Malas masuk, bentar lagi juga kelar, akhirnya aku duduk saja di lobi, bertukar cerita dengan dua orang teman yang juga menunggu kuliah berikutnya dimulai. Uah... untung aku malas masuk! Aku mendapatkan tips praktis melawan sang penyakit jahanam. Tak perlu file-file aneh. Tak perlu antivirus yang ga bisa mendeteksi. Cukup melakukan 'akupunktur' dan... beres! Fuh... lega... tinggal delete file-file application 40 kB yang tersebar di mana-mana. Lalu, bersihkan flash disk kesayangan. Selesai. Aku terus mengingatkan diriku: lain kali jangan lupa lock flash disk kalau ga perlu nge-write! Cek dulu komputer dimana flash disk bakal dicolokin! Kalau sakit, lebih baik ga, terima kasih.


Oct 14, 2005
@Faiz's finally-recovered-brain

Monday, October 10, 2005

YesterdaY

Sebelum kemarin, entah sejak kapan, aku tak bisa merasakan nikmat semilir angin yang meniup tengkuk, atau hangat sinar mentari terasa oleh ribuan syaraf di kulit, atau merdu suara hujan mendesir di telinga. Sebelum kemarin, entah sejak kapan, aku harus menggerakkan kaki lebar-lebar dan cepat-cepat, seakan tanpanya waktu akan pergi meninggalkanku sendirian di sini. Otakku terus bekerja: setelah ini harus melakukan ini, lalu melakukan itu, .... Membuat kepalaku begitu berat, amat sangat berat. Jiwaku merasa tertekan, ragaku merasa kelelahan. Pada kondisi seperti itu, kekesalan-kekesalan kecil pada banyak orang hanya karena alasan yang sepele, terakumulasi. Seperti bom. Cukup dipicu sejentik api. Lalu meledak.

Kemarin, hari yang menyenangkan, hari yang terasa begitu panjang. Aku bisa berjalan santai, merasakan lagi sejuk oleh angin yang lembut, tak gerah dan panas oleh terik mentari siang hari. Tenang. Plong. Tak peduli pada apa yang dilakukan orang lain. Waktu menjadi sangat lambat, mengimbangi kecepatan langkahku. Malamnya, makan pizza bertopping beeforn (beef and corn) di Pizza Hut bersama teman kos. Bayar sendiri-sendiri. Rp 13 ribu habis sekali makan. Aku menyebutnya: memanjakan diri. Tak apalah.


Bandung, Oct 2, 2005
@Faiz's brain