Wednesday, May 24, 2006

citY

Beberapa malam yang lalu, menginap di kos teman, dan kami bertiga berbincang-bincang tentang Indonesiyah (para Indonesien dilarang protes :p). Masalah ini, itu, especially di Bandung. Jalan, sampah, garbage, trash, de el el. Betapa suatu kota di Indonesia terkadang dibangun tanpa melihat pondasinya. Jakarta langganan banjir. Bandung langganan macet mingguan.

Ah, jadi inget komentar teman kemarin: Bandung... Bandung... punya Teknik Planologi, punya Teknik Lingkungan, tapi kacaunya kok kayak begini... (teman2 PL dan TL juga dilarang tersinggung).

Aeh... apa pemerintah harus main Pharaoh, Zeus, atau Caesar mungkin, biar kotanya rapi, tertata, sehat, de el el? Tapi emang rada beda sih.... Kalo real life, penduduknya nggak langsung kabur ke luar kota begitu ada bau menyengat (calon penyakit nih).

Atau, haruskah kota-kota dibongkar semua sampai akar-akarnya? (semoga kota-kota di Aceh jadi lebih baik...)

Sunday, May 14, 2006

heY...

Just wanna scream...

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!

Heh... still didn't work...

Kalau mau teriak, teriak aja...

Well, thanks for the advise anyway. But, I haven't found a proper place to scream, without someone yelling back at me. Even if you had sacrificed gladly one of your ears to listen... tsk, guess that time I didn't dare having all my home-mates awaken in the middle of the night.

Aeh... feels like I miss everything and everyone. Huah...

Sunday, May 07, 2006

deSperate StudentS

Heh... beberapa hari yang lalu, lagi-lagi mentalku drop sampai titik terendah. Well, it's OK now. Just need recharging... butuh suntikan semangat baru :p Thanks to Mom, Dad, and you guys...

Lalu, setelah dipikir-pikir, apa aku seceroboh itu ya? Jumat lalu ngobrol sama temen....

"Hah?? Kamu ke Jakarta sendiri??"
"Eh? Iya. Emang kenapa?"
"Tapi, kamu tahu kan tempatnya di mana?"
"Nggak. Aku cuma tahu itu di Kemayoran."
"Tapi, kamu tahu Kemayoran kan?"
"Nggak. Baru tahu kemarin itu. Yang penting sampe Gambir dulu deh yang gampang."
"Lah terus gimana caranya kamu ke sana?"
"Hm, kalau M sih ngasitau pake Damri aja yang aman. Tapi, aku bingung. Mana Damrinya?"
"Trus, pake Damri?"
"Nggak, pake metromini. Nanya sama bapak penjual rokok di halte Gambir."
"Hah?? Naik metromini??"
"Lah, kenapa sih dari tadi heran?"
"Aku yang cowok aja nggak berani naik metromini sendirian di Jakarta, menuju tempat antah-berantah pula. Lha terus gimana kamu tahu turun di mana?"
"Pokoknya aku tau alamatnya di Jalan Angkasa I. Trus, kok ya untungnya ternyata si metromini lewat Jalan Angkasa. Ya udah, aku turun di sana."
"Trus, langsung nemu?"
"Ya nggak. Bingung dulu gitu deh. Ketemu bajaj dan dianterin. Halah... ternyata cuma 5 menit jalan kaki dari tempat aku turun tadi. Sial!"

Dan, sampe beberapa jam kemudian, temenku ini masih geleng-geleng kepala. Jadi, wahai orang-orang Jakarta, memangnya aku senekat itu ya?