Friday, June 24, 2005

a BooK... agaiN

Dua minggu liburan benar-benar padat!!! Nonton film, baca buku... :D Kegiatan hedon paling nikmat nih...

Well, buku terakhir yang kubaca adalah Muhammad tulisan Karen Armstrong. Hehe... buku lama, ya maaf deh...

Menarik mengetahui bagaimana seorang Muhammad di mata non Muslim. Yah... ia berusaha menjelaskan sikap dan perbuatan Muhammad secara rasional. Untuk beberapa hal aku merasa nggak sreg, tapi ya... kupikir itu karena aku masih melihat dari kaca mata seorang Muslim. Jadi ya... okelah... aku cukup menghargai keinginannya untuk tidak menghakimi Muhammad dan Islam dari mitos-mitos mengerikan yang berkembang di kalangan yang disebutnya 'Barat Kristen'.

Dari buku ini cukup banyak informasi baru yang kuperoleh. Hm, dia melakukan cukup banyak riset. Daftar pustakanya kulihat banyak juga. Dan, ada informasi-informasi yang tidak ada dalam buku ini. Ada juga yang versinya berbeda dengan yang kutahu. Tapi, menurutku dia sudah cukup objektif. Baguslah...

Tuesday, June 14, 2005

ChoiCe

Hidup adalah tentang memilih. Tidakkah demikian? Saat memilih, akan selalu ada yang dikorbankan. Temanku pernah bilang, "Kamu harus memilih salah satu. Kamu tidak bisa memiliki dua kekasih dalam waktu yang sama."

Jadi saat aku memilih jalanku, aku telah memutuskan dan mestinya aku sadar ada beberapa hal yang harus dikorbankan. Tetapi, kenapa rasanya aku masih tidak rela mengorbankan beberapa hal? Terlalu rakus, kurasa...

Saturday, June 04, 2005

habiTs

Suatu siang di angkot...

Seorang anak perempuan, usia sekitar 4 tahun, sibuk mengulum potongan terakhir es lilinnya. Ia mengulurkan plastik bekas bungkus es lilin ke ibunya. Ibunya menunjuk ke pintu angkot. Si anak pun membuang plastik itu ke jalan melalui pintu.

Hm...

tHe caT

Kucing itu diam tepekur.

Bulunya putih, dengan sedikit coklat muda di sana-sini. Ia memejamkan matanya, tidur. Berbaring dengan tenang di atas keset depan pintu rumah. Tampak begitu hangat pada malam yang dingin setelah hujan turun seharian.

Mendengar derit pintu pagar terbuka, ia pun membuka matanya. Menatapku. Mungkin bertanya-tanya, siapakah manusia ini?

Aku hanya mematung, bingung. Kalau mau masuk rumah, aku harus mengusir kucing itu, mau tidak mau karena posisinya menyebabkan pintu tidak bisa dibuka. Tapi, aku masih tidak ingin ia pergi.

Kucing itu pun bangkit perlahan, sadar diri, kemudian beralih dari tempatnya tadi.

Aneh menyadari keberadaan seekor kucing bisa mengobati sunyi.