Monday, October 10, 2005

YesterdaY

Sebelum kemarin, entah sejak kapan, aku tak bisa merasakan nikmat semilir angin yang meniup tengkuk, atau hangat sinar mentari terasa oleh ribuan syaraf di kulit, atau merdu suara hujan mendesir di telinga. Sebelum kemarin, entah sejak kapan, aku harus menggerakkan kaki lebar-lebar dan cepat-cepat, seakan tanpanya waktu akan pergi meninggalkanku sendirian di sini. Otakku terus bekerja: setelah ini harus melakukan ini, lalu melakukan itu, .... Membuat kepalaku begitu berat, amat sangat berat. Jiwaku merasa tertekan, ragaku merasa kelelahan. Pada kondisi seperti itu, kekesalan-kekesalan kecil pada banyak orang hanya karena alasan yang sepele, terakumulasi. Seperti bom. Cukup dipicu sejentik api. Lalu meledak.

Kemarin, hari yang menyenangkan, hari yang terasa begitu panjang. Aku bisa berjalan santai, merasakan lagi sejuk oleh angin yang lembut, tak gerah dan panas oleh terik mentari siang hari. Tenang. Plong. Tak peduli pada apa yang dilakukan orang lain. Waktu menjadi sangat lambat, mengimbangi kecepatan langkahku. Malamnya, makan pizza bertopping beeforn (beef and corn) di Pizza Hut bersama teman kos. Bayar sendiri-sendiri. Rp 13 ribu habis sekali makan. Aku menyebutnya: memanjakan diri. Tak apalah.


Bandung, Oct 2, 2005
@Faiz's brain

1 comment:

  1. "Sebelum kemarin, entah sejak kapan, aku tak bisa merasakan nikmat semilir angin yang meniup tengkuk ... "

    Ya iya dong May. Kan lo baru potong rambut. Pas dulu rambutmu masih panjang mana terasa semilir angin.

    Lebih enak kan, kalo rambut nggak gondrong?

    ReplyDelete