Monday, September 05, 2005

mY hairCut

Rambut ini sudah diperliharanya selama dua tahun. Panjangnya hampir mencapai pinggang. Berkali orang menyuruhnya memotong rambutnya, berulang orang mengatakan rambutnya tak bagus jika dipanjangkan. Ia pun menyadarinya. Selain rambutnya yang tak lembut dan sukar diatur, ia pun tak rajin merawat rambut. Ia keramas hanya jika kulit kepalanya sudah gatal atau rambutnya telanjur lengket di tangannya. Namun, toh ia tetap bertahan. Ada alasan pribadi yang disimpannya dalam hati. Tak ada seorang pun mengetahuinya. Alasan yang bagi orang lain hanyalah alasan konyol, tapi sangat berarti baginya. Maka, ia tak pernah mengatakannya.

Tetapi, akhir-akhir ini ia berubah pikiran. Ia ingin memotong rambutnya. Lagi-lagi alasan pribadi yang hanya disimpannya dalam hati. Tapi, untuk yang satu ini bolehlah dibilang. Alasannya hanyalah karena alasan pribadinya memanjangkan rambut telah musnah. Ia tak punya lagi alasan pribadi untuk terus memanjangkan rambutnya. Maka ia pun menimbang-nimbang selama beberapa hari. Kemudian, diputuskannyalah. Waktu luang dua jam saja akan dipakainya pergi ke salon. Potong rambut.

Pertama kali alat pencukur itu menyentuh rambutnya, kemudian terdengar olehnya suara gesekan pencukur itu dengan rambutnya, lalu dilihatnya helai-helai potongan rambutnya beterbangan ke lantai, perasaannya naik ke kerongkongan. Ia bukan seorang perasa. Namun, memotong rambut itu akan memisahkannya dari masa lalu. Dan, sekejap ia merasa ia sudah merindukan masa lalu itu. Hanya berlangsung sekejap saja. Saat berikutnya ia merasakan kebebasan. Bebas dari bayang-bayang yang melingkupinya bertahun-tahun terakhir ini. Kepalanya terasa begitu ringan, begitu juga hatinya.

“Waaah!”

Teman-temannya berteriak melihatnya. Potongan rambut barunya membuatnya kembali ke masa dua tahun lalu saat rambutnya masih pendek, sependek sekarang.

“Kamu tampak lebih muda.”

“Waw, kembali jadi anak tingkat satu, ya?”

”Kenapa tiba-tiba? Sayang sekali rambut sepanjang itu...”

”Apa kamu patah hati?”

Komentar demi komentar mampir untuknya. Ah, sudah begitu lama. Ia baru ingat ia mempunyai banyak teman. Ia hanya tersenyum, tertawa. Riang. Hatinya begitu riang.

***


Ai ai… rasanya aku jadi mendramatisir potongan rambut baruku ini. Aku punya alasan-alasan pribadi yang kusimpan dalam hati. Bukan alasan yang penting untukmu, tapi cukup bagiku untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Duh... kangen juga bikin tulisan yang aneh-aneh gini. Sudah lama sekali aku tidak membiarkan jemariku menulis atau mengetik semaunya. Ahaha... seperti biasa, ada yang nyata dari ceritaku, ada juga yang bohongan, hehe.... Jangan terlalu mudah percaya ;)

5 comments:

  1. hah
    may....
    maya potong rambut?????
    ag.....
    seperti apa ya?

    ReplyDelete
  2. May!
    Gua kan udah komentar di dunia nyata ya. Jadi, di blog ini gua mau ketawa2 aja ah.

    Hahahahahahahahahahahahah.

    Hihihihihihihihihihihihih.

    Hohohohohohohohohohohohoh.

    ReplyDelete
  3. Kram, kita musuhan!!!

    ReplyDelete
  4. bagus ko may rambutmu, pas pertama liat itu ya pas pelantikan cakru ARC 2004....

    :D

    ReplyDelete
  5. salam kenal buat kak maya,ordinary woman? Panji.

    ReplyDelete