Monday, February 14, 2005

a BooK

Mau baca Zarathustra aja kok males banget ya??? Bagian yang udah kuselesaikan baru prolog. Seterusnya: teler. Padahal ini buku mumpung nangkring di Boulevard tanpa status yang jelas :p

Dari bahasanya, aku jadi inget Sang Nabi-nya Kahlil Gibran. Satu hal yang berbeda, Zarathustra bilang Tuhan sudah mati. Tadinya aku bingung, kenapa kalau Zarathustra bilang begitu, bisa disimpulkan kalo Nietzsche itu ateis? Tapi, setelah dibaca lagi dengan teliti, ternyata Zarathustra (yang katanya berasal dari nama Zoroaster?) adalah 'kembaran' si Nietzsche. Jadi...

Aku belum mempelajari Nietzsche. Tentang apakah Nietzsche ateis atau bukan, aku belum bisa menyimpulkannya. Cara yang mendekati benar dalam menilai seseorang: baca tulisannya, ketahui dasar pemikirannya dan latar belakang hidupnya. Nietzsche ateis? Ataukah karena kehidupan beragama pada zaman dia hidup itu sudah sangat parah menurutnya? Dimana Tuhan hanya dicatut namanya untuk kepuasan pribadi? Dimana agama dipahami secara dangkal?

Kalau memang itu alasannya, seperti biasa, aku tak lagi bisa 'menyalahkan' Nietzsche. 'Tuhan sudah mati' mungkin adalah caranya mengkritik manusia-manusia beragama yang tak lagi mengamalkan ajaran agamanya. Dan, ketimbang mengaku beragama namun situasinya malah menjadi semakin tak masuk akal, lebih baik bebaskan pikiran dari ketakutan akan kemarahan Tuhan. Karena, kemarahan Tuhan saat itu dicatut untuk menakuti masyarakat. Sebagaimana terjadi pembakaran orang-orang yang dituduh sebagai tukang sihir hanya karena hal sepele yang dibuat-buat, dan mereka dibakar dengan mengatasnamakan Tuhan. Sebagaimana kasus pembunuhan orang-orang yang dituduh sebagai dukun santet, suatu waktu di Indonesia, di negeri yang katanya ramah dan beradab.

Aku baru baca satu sumber tentang Nietzsche, itu pun belum selesai :( Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Nietzche.